Pulang - Leila S Chudori
Pulang Leila S Chudori – Setiap negara pastinya memiliki sejarah yang kelam, termasuk negara Indonesia yang dulu pernah terjadi masa kelam yang membuat banyak orang takut untuk tinggal di Indonesia. Bagi sebagian orang mungkin saja membaca sejarah akan terasa membosankan, tetapi bagi sebagian lainnya terasa menyenangkan karena bisa mengetahui peristiwa masa lalu dan juga menambah wawasan.
Untuk mengetahui sejarah umumnya dilakukan dengan membaca buku non fiksi, tetapi terkadang beberapa orang lebih senang untuk mengetahui sejarah melalui karya sastra novel. Kemudian, baru mencari lebih jauh tentang peristiwa masa lampau tersebut.
Di Indonesia sendiri sudah banyak novel yang menceritakan tentang sejarah Indonesia terutama sejarah kelam Indonesia, salah satu novel itu adalah Pulang karya Leila S Chudori. Dengan membaca novel ini, pembaca akan mengetahui sedikit tentang sejarah kelam Indonesia pada masa orde baru.
Artikel ini akan membahas tentang review novel Pulang karya Leila S Chudori lebih lanjut. Jadi, Grameds simak ulasan ini sampai selesai, ya.Judul Buku: Pulang
Genre Buku: Fiksi Sejarah dan Fiksi Politik
Penulis Buku: Leila S. Chudori
Bahasa: Indonesia
Penerbit Buku: Kepustakaan Populer Gramedia
Tahun Terbit: 20 February 2017
Jumlah Halaman: 474 halaman
Berat Buku: 0.4 kg
Lebar Buku: 13.5 cm
Panjang Buku: 20.0 cm
ISBN: 9786024242756
Harga Buku: Rp 120.000
Paris, Mei 1968 Ketika gerakan mahasiswa berkecamuk di Paris, Dimas Suryo, seorang eksil politik Indonesia, bertemu Vivienne Deveraux, mahasiswa yang ikut demonstrasi melawan pemerintahan Prancis. Pada saat yang sama, Dimas menerima kabar dari Jakarta; Hananto Prawiro, sahabatnya, ditangkap tentara dan dinyatakan tewas.
Di tengah kesibukan mengelola Restoran Tanah Air di Paris, Dimas bersama tiga kawannya, yaitu Nugroho, Tjai, dan Risjaf terus-menerus dikejar rasa bersalah karena kawan-kawannya di Indonesia dikejar, ditembak, atau menghilang begitu saja dalam perburuan peristiwa 30 September. Apalagi dia tak bisa melupakan Surti Anandari yang merupakan isteri Hananto yang bersama ketiga anaknya berbulan-bulan diinterogasi tentara.
Jakarta, Mei 1998. Lintang Utara, puteri Dimas dari perkawinannya dengan Vivienne Deveraux, akhirnya berhasil memperoleh visa masuk Indonesia untuk merekam pengalaman keluarga korban tragedi 30 September sebagai tugas akhir kuliahnya.
Apa yang terkuak oleh Lintang bukan sekadar masa lalu ayahnya dengan Surti Anandari, tetapi juga bagaimana sejarah paling berdarah di negerinya mempunyai kaitan dengan Ayah dan kawan-kawan ayahnya.
Bersama Sedara Alam, putera Hananto, Lintang menjadi saksi mata apa yang kemudian menjadi kerusuhan terbesar dalam sejarah Indonesia, kerusuhan Mei 1998 dan jatuhnya Presiden Indonesia yang sudah berkuasa selama 32 tahun.
Buku ini memiliki tokoh dan juga para karakter yang bisa dikatakan sederhana, karena kesederhanaannya tokoh di dalam buku ini dengan mudah melekat di pikiran kita para pembacanya.
Penulis Leila S Chudori memilih nama yang sederhana dan tidak asing serta dalam novel ini cukup sederhana. Namun, sangat mudah melekat dalam benak pembacanya.
Banyak tokoh yang memiliki karakter positif. Karakter-karakter ini membuat para pembaca yang tidak memiliki minat untuk paham tentang dunia politik menjadi larut dan secara tidak langsung justru menjadi paham beberapa kondisi politik yang diceritakan di dalam buku Pulang ini.