Mengurai Sejarah & Pemikiran Wahabiyah
Sejak 250 tahun kolonial Inggris telah menebar fitnah di
dunia Islam, yaitu ketika egoisme penjajah dalam upaya
menguasai Islam bertemu dengan kecongkakan seseorang yang
diperbudak hawa nafsunya, ambisius dalam kekuasaan, tidak
nampak kewara‟an pada dirinya, dangkal pengetahuan
agamanya, dan lebih dikenal sebagai orang yang mengedepankan
hawa nafsunya. Kelancanganya dalam melanggar kebenaran
merambah pada “mencatut” nama para ulama Islam dan para
imam madzhab hingga sampai pada batas pelecehan terhadap
Sayyidina Muhammad Saw. Karena dia menganggap tongkat
penyanggah dirinya lebih bermanfaat dari Muhammad Saw.
Itulah sebabnya penjajah melihat potensi pada Muhammad bin
Abdul Wahab sebagai binaan dan menyiapkan untuknya julukan
yang baru bagi mata-mata Inggris yang bernama Jefri Hamford.
Mereka memberinya julukan imam, mujaddid (pembaharu) al-
Mushlih (orang yang memperbaiki) dan julukan lainnya pada
Muhammad bin Abdul Wahab untuk kepentingan penjajahan.
Demikianlah pergerakan Wahabiyah tumbuh dengan
bersembunyi di balik nama dakwah Salafiyah. Dakwah mereka
bermula dari Nejd, hal itu sesuai dengan hadits Rasulullah Saw.:
“Di sana (Nejd) akan muncul tanduk setan”, dan riwayat at-Tirmidzi yang berbunyi: “Dari sana keluar tanduk setan.”5
Dalam penyebaran dakwahnya Wahabi mengkafirkan
setiap orang yang menentang dakwah mereka. Dan mereka
jadikan hal itu sebagai instrument dakwahnya, seperti
pengkafiran kepada setiap orang yang bertawassul kepada Allah
dengan kemuliaan para nabi, para wali, orang-orang shaleh dan
lainnnya. Sehingga mereka mengkafirkan penduduk Mesir, Syam,
Irak dan Yaman. Mereka juga mengkafirkan setiap orang dari
penduduk Nejd dan daerah sekitarnya karena bekerjasama
dalam perdagangan dengan negara-negara tersebut.