Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah di Palembang : Jalur Sanad & Keilmuan
Selain Sammaniyah, salah satu tarekat muktabarah yang mendapat tempat dan populer pula di Palembang sejak masa Kesultanan Palembang hingga sekarang adalah Tarekat Naqsyabandiyah. Sebagaimana dimaklumi, sendi agama Islam itu tersusun dari 4 pilar, yaitu: Syari’at, Tarekat, Hakikat, dan Makrifat.
Tarekat merupakan aplikasi dari inti ajaran dan pengamalan tasawuf, sedang orangnya disebut dengan sufi. Kata tarekat berasal dari bahasa Arab Thariqah, yang secara harfiah berarti “jalan”. Sedang definisi menurut istilah antara lain, Tarekat adalah jalan yang ditempuh oleh hati dengan maksud untuk menuju akhir perjalanan, yaitu menuju Allah Ta’ala.
Tarekat Naqsyabandiyah diasaskan kepada Syekh Muhammad Bahauddin an-Naqsyabandi (1318-1389), seorang waliyullah asal Bukhara (Rusia). Dalam perkembangannya Tarekat Naqsyabandiyah ini memiliki cabang-cabangnya, seperti: Naqsyabandiyah Ahrariyah, Muzhariyah, Khalidiyah, Mujaddadiyah, ‘Izziyah, dan sebagainya, yang juga terdapat di Palembang.