0
Disclaimer 📌
Semua konten yang ada pada website ini seluruhnya bukan milik pribadi, melainkan dari berbagai sumber dan beberapa ada di pihak ketiga seperti scribd, archive, pdfdrive dll, maka kami tidak bertangung jawab apabila terdapat ke salahan dalam isi atau konten
Home  ›  Sastra  ›  Sejarah  ›  Tasawuf

Kiai Sholeh Darat : Sastra Sufistik & Gerakan Literasi Keagamaan di Jawa Abad Ke-19

Dalam kerangka filologi, sastra sufistik Kiai Sholeh Darat yang diungkapkan dan ditulis dalam bahasa lokal Jawa atau Arab pegon bisa dimungkinkan merupakan kelanjutan atau bagian dari arus perubahan kebudayaan yang terjadi di Asia Tenggara pada awal abad ke-16. Sebagaimana diungkapkan Polloc bahwa menjelang abad 16, tepatnya di awal-awal tahun 1500, sebagian besar wilayah yang di kawasan Asia Tenggara, para penulisnya mulai berpaling kepada bahasa lokal untuk mengekspresikan khazanah sastranya daripada bahasa translokal yang mendominasi ekspresi sastra di Asia Tenggara selama seribu tahun pertama. Fenomena vernakulerisasi ini bagi Pollock, merupakan penanda perubahan kebudayaan yang penting dalam sebuah kawasan, yang pengaruhnya tidak menutup kemungkinan juga terjadi di Indonesia, khususnya Jawa, yang perkembangan dari perubahan ini dipicu oleh beragam faktor termasuk kolonialisme global pada millenium kedua. Sastra sufistik Kiai Sholeh Darat itu, dalam konteks nasional di abad 19, tidak menutup kemungkinan merupakan respon terhadap strategi politik kaum kolonial Belanda yang di masa itu, seperti dikatakan Nancy K. Florida, berusaha memisahkan Islam dan budaya Jawa. Islam bagi kaum kolonial diwacanakan sebagai agama impor yang tidak sesuai dengan budaya Jawa, sementara itu “budaya adiluhung Jawa” diklaim sebagai produk budaya Jawa pra-Islam. Selain dari itu, sastra sufistik Kiai Sholeh Darat ini juga bagian dari arus wacana tasawuf yang marak berkembang di Jawa pada abad 19 sebagai akibat dari runtuhnya kedaulatan kerajaan-kerajaan (Kraton) di Jawa, baik di Surakarta maupun di Yogyakarta. Oleh rezim kolonial, ketika istana-istana kraton itu sudah kehilangan otoritas dan daulat politik dan pemerintahannya, mereka mulai berpaling kepada ranah kultural dan spiritual untuk mempertahankan wibawa dan martabatnya sebagai pusat kebudayaan Jawa. Dari sini kemudian muncul karya-karya sastra sufistik yang berbahasa Jawa. Kaii Sholeh Darat, melalui karya-karya sufistiknya, selasin turut memperkaya tasawuf di Jawa dan Nusantara, juga turut andil melawan strategi licik kaum kolonial tersebut, karena melalui karya-karya sufistiknya, Islam dan budaya Jawa tetap menjadi dua elemen yang padu dan satu sama lain saling menafikan. Sastra sufistik Kiai Sholeh Darat, yang ciri utamanya menggabungkan syariat dan tasawuf, sangat dimungkinkan upaya Kiai Sholeh Darat untuk membangun kultur keagamaan masyarakat yang bersifat moderat, inklusif, luwes dan toleran. Hal dilatarbelakangi oleh munculnya fenomena esktrimisme dalam sejarah Islam, baik di dunia Islam secara umum, maupun dalam sejarah Islam di Indonesia, yang terjadi antara kelompok syariat (kelompok dzahir/tekstual) versus kelompok tasawuf (kelompok kebatinan/spiritual). Ekstrimisme ini, baik ekstrimisme syairat maupun tasawuf (kebatinan) sama-sama tidak ideal bagi perkembangan Islam, karena ekstrimisme syariat melahirkan radikalisme dan kekerasan atas nama agama, sementara ekstrimisme spiritual (tasawuf/kebatinan) melahirkan banyak penyimpangan dan kesesatan rohani. Dengan latar belakang ini, Kiai Sholeh Darat menawarkan konsep rekonsiliasi dan perpaduan syariat dan tasawuf, di mana Islam harus dipahami dan diamalkan berdasarkan syariat, tarekat dan hakekat. Dengan mengajarkan Islam yang padu dan rekonsiliatif antara syariat dan tasawuf melalui sejumlah karya sastra sufistiknya, Kiai Sholeh Darat sesungguhnya turut membentuk kultur keislaman masyarakat Jawa bahkan Nusantara yang karakter utamanya adalah moderat dan toleran. Corak keislaman yang moderat dan toleran inilah yang turut menjaga keragaman sosial dan budaya bangsa Indonesia.

Mau donasi lewat mana?

BRI - Saifullah (05680-10003-81533)

JAGO - Saifullah (1060-2675-3868)

BSI - Saifullah (0721-5491-550)
Merasa terbantu dengan artikel ini? Ayo dukung dengan donasi. Klik tombol merah.
Additional JS