Surat Kepada Kanjeng Nabi: Sebuah Ancangan
DESKRIPSI
Umat Islam di muka bumi, dari abad ke abad, dari era ke era, serta dari periode kehidupannya, telah ribuan kali atau bahkan ratusan ribu kali—atau entahlah berapa persisnya—memperingati kelahiran Nabi Agung Muhammad Saw. yang mereka junjung tinggi dan mereka dekap intim dalam hati karena kemuliannya.
Setiap masyarakat Muslim, setiap kelompok, serta setiap orang mengagung-agungkannya ratusan ribu kali. Muhammad tidak menjadi lapuk oleh panas hujan segala zaman. Muhammad dipelihara namanya di zaman orang bertani, serta di zaman pascamodern ketika kekuatan alat informasi dan komunikasi menjadi “dewa”.
Muhammad tidak pernah disebut “kuno”, meski kita punya Mercedes paling mutakhir, superkomputer, serta segala jenis teknologi yang paling dibangga-banggakan. Muhammad tidak pernah dikategorikan sebagai manusia masa silam dengan muatan nilai-nilai dekaden, meski kita telah memiliki apa pun yang melambangkan pencapaian-pencapaian kontemporer.